Aku, seorang diri
1 min read
Tugu Alun-alun kota Pasuruan
(Sumber : Dokumen Penulis, 2018)
Bosan,
Sepi, sendu, tak bernyawa
Diam,
Aku terlatih menyendiri
Tak menggubris cerca dan tawa yang membuat goyah
Bukan, bukan mereka
Juga bukan dia
Yang menjadi saksi lepasya dedaun dari ranting-ranting patahnya,
Juga bukan mereka yang menjadi kunci
Lahirnya si anak burung dari telur induknya
Juga bukan asa yang menggelora,
Sehingga membuat mereka miris tak tega
Kobar,
Apa perlu tawa keras mendobrak semuanya?
Atau si lemah dengki tak berdaya itu yang kemudian merajalela?
Pikirkan!
Jangan diam kemudian menghantam
Jangan berisik kemudian terus berbisik
Jangan longgar, hingga membuat hambar
Darimana? Bukankah kau sudah berjaya?
Membuat riuh si anak ayam yang keluar dari persembunyiannya
Perlu kau rasa,
Bagaimana ditebas dengan jangkar dan trisula,
Tentu kau bisa membayangkan sakitnya..
Pasuruan, 19 Februari 2018
Pasuruan, Sunyi?
(Mauliya Laila)